23.46

Material Furniture Ramah Lingkungan

Diposting oleh Bennedictus anto kurniawan S.Ds |

Masalah global warming bukan sesuatu yang asing. Hal ini telah menjadi perhatian dalam skala internasional. Global warming menyangkut berbagai macam aspek yang bersangkutan dengan lingkungan hidup yang sangat berkaitan erat dengan kelangsungan mahkluk hidup di dunia. Green desain dianggap salah satu jalan keluar dari krisis global warming. Sebagai seorang desainer kita berperan penuh dan juga ikut bertanggung jawab untuk membuat dunia menjadi lebih baik dan terhindar dari krisis global warming. Sebagai seorang desainer tentunya dalam setiap proyek yang kita kerjakan kita menggunakan material kayu. Kayu yang berasal dari pepohonan akan ditebang demi memenuhi kebutuhan material pembuatan furniture.
Sistem tebang pilih dikatakan sebagai jalan keluar penebangan hutan secara berlebihan namun akan menjadi lebih baik bilamana kita bisa menggunakan material yang berasal dari kayu yang didaur ulang karena dengan material tersebut kita berperan serta dalam pelestarian hutan dan juga mengurangi penebangan hutan secara simultan.

Kardus atau Corrugated Paper sebagai sebuah bahan dasar kemasan memiliki daur hidup yang sangat singkat, dihargai hanya selama proses distribusi produk dari produsen ke konsumen berlangsung. Material kardus untuk saat ini dipandang sebagai kebutuhan sekunder dalam suatu proses produksi industri. Kenyataannya kardus sangat rasionil dan potensial dalam satu rekayasa desain, ia memenuhi kriteria untuk digunakan sebagai bahan baku utama.

Bahan dasar utama kertas kardus berasal dari limbah industri pemotongan kayu (sisa potongan, serutan, clan serbuk gergaji). Karena sifatnya merupakan bahan-bahan an-organik membuat kardus mudah untuk diolah kembali atau di daur ulang beberapa kali, baik untuk bahan pembuatan kardus baru atau papan daur ulang (MDF/Multi-Density Fibre Board). Bahan bakunya sangat berlimpah didukung dengan sifatnya yang ramah lingkungan, serta memiliki siklus perputaran (closing loop) tersendiri yang membuatnya menjadi bahan yang akrab lingkungan (bio-degradable) sehingga kardus menjadi satu material yang sangat ekonomis.
Dibawah ini dijabarkan beberapa kelebihan dan kekurangan kardus untuk di pahami sebagai ‘design constraints’ yang justeru menjadi tipikal unik desainnya.
a.struktur kardus olahan atau hasil recycle tidak jauh berbeda dengan kardus baru, perbedaan utamanya adalah ketebalan yang terjadi karena penambahan lapisan gelombang.
b.Proses cetak dilakukan dengan sistem cetak sablon (silk-screen printing), masking, atau hand-painting. Teknik pencetakan sablon cukup sulit untuk diterapkan karena permukaan material ini tidak begitu rata, disebabkan alur gelombang atau flute; sehingga bagian yang cekung tidak dapat tercapai oleh screen sablon dan tinta tidak dapat tercetak dengan merata.
c.Kertas sebagai bahan dasar tidak tahan terhadap air, dan kelembaban; baik yang disebabkan oleh zat cair, atau kelembaban udara. Sehingga harus dilakukan penjemuran, atau pemanasan dengan plat lain (misalnya lampu sorot, oven dll) untuk mengembalikan kekuatan struktur material. dalam keadaan kadar air tinggi, sangat mudah terjadi perubahan permukaan, atau kekuatan struktur golombang, dan yang paling parah, terbukanya rekatan antar lapisan.
d.Ketebalan material yang tersusun dari lapisan-lapisan kardus berdampak langsung terhadap kekuatan struktur material. semakin banyak lapisan; atau semakin tebal material, maka semakin kuat pula struktur material tersebut. ketebalan material dapat disesuaikan dengan kebutuhan kekuatan struktur untuk aplikasi pembuatan produk.
e.Penyusunan lapisan dengan menggunakan sistem modul pada saat perekatan, mempermudah proses pembuatan material untuk menyesuaikan ukuran material yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk. Hal ini dapat menekan banyaknya material yang terbuang.
f.Sisi potongan terbuka tidak efektif untuk aplikasi yang berhubungan langsung dengan pengguna/benda lain secara berulang-ulang. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan lapisan yang menutup sisi potongan tersebut.
g.Berasal dari bahan baku yang dapat didaur ulang, dan karena penambahan unsur lain (perekat) berbasis air; maka material ini layak untuk diproses daur ulang, dan bersifat bio-degradable (dapat diurai oleh tanah).
h.Proses produksi tidak membutuhkan peralatan khusus yang mahal, dan tidak membutuhkan keahlian khusus, maka kardus olahan dapat dibuat/diproduksi dalam skala pribadi, rumah tangga, industri kecil, hingga industri besar, untuk menanggulangi kardus bekas menjadi limbah.
i.Pengolahan dapat dilakukan dengan mudah untuk menghasilkan produk dengan sistem bongkar-pasang.
Berdasarkan sifat dan karakteristik yang ditawarkan kardus seperti diuraikan diatas maka kita dapat mengembangkan klasifikasi alternatif produk selain kemasan. Seperti Mainan, Sarana peraga toko, Kontainer, Furnitur dan Meubelair.
Dikutip dan diringkas dari tulisan :
Deny Willy, SSn
Lab. Perancangan Interior & Furnitur
Departemen Desain ITB

0 komentar:

Posting Komentar