22.42

Jenis Tata Cahaya Dalam Desain Interior

Diposting oleh Bennedictus anto kurniawan S.Ds |

Cahaya terdiri dari tujuh warna, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Ketujuh warna ini dapat dipecah menggunakan sebuah prisma. Cahaya yang terpisah-pisah ini dikenal sebagai spektrum warna.

Manusia dapat melihat warna sebuah benda jika benda terkena cahaya. Warna merah muncul karena benda itu menyerap seluruh spektrum warna, kecuali spektrum warna merah. Benda berwarna hitam karena menyerap seluruh spektrum warna, dan berwarna putih jika memantulkan kembali seluruh spektrum cahaya yang mengenainya.
Sebagai sebuah bentuk energi, cahaya bergerak pada kecepatan 299.792.458 meter per detik. Cahaya juga memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda. Panjang gelombang inilah yang oleh otak manusia diinterpretasikan sebagai warna.

Merah memiliki panjang gelombang terpanjang, sedangkan ungu terpendek. Untuk mengukur keberadaan cahaya ini, digunakan alat khusus. Satuan tingkat keterangan (suhu), iluminasi (lux), flux iluminasi (lumen), intensitas luminasi (candela) biasa digunakan sebagai patokan mengukur cuantiítas cahaya.

Tata cahaya merupakan elemen penting dalam rumah. Penataan yang apik, membuat setiap ruang tampil lebih indah dan berfungsi lebih efektif

Cahaya digunakan untuk menerangi obyek agar tercipta suasana yang lebih indah dan eksotis. Meski sederhana, mendesain tata cahaya boleh dilata cukup kompleks. Banyak hal perlu dipertimbangkan, antara lain fungsi ruang, karakter bangunan, karakter pemilik, kegiatan penghuni, juga suasana yang ingin diciptakan.


Sejalan dengan perkembangan teknologi dan innováis desain, cahaya buatan dapat dipermainkan sesuka hati.Menggunakan dimmer, intensitas cahaya dapat diatur sekehendak hati untuk memperoleh suasana yang sesuai mood. Ini agak berbeda dengan matahari. Intensitas dan “warna” sumber cahaya alami ini sangat tergantung lokasi dan waktu.

Keputusan apa pun yang Anda tetapkan, akan sangat berpengaruh terhadap segala aspek pada ruangan. Cahaya dan bayangan dapat membuat elemen dekoratif atau furnitur terlihat lebih indah.
Dengan cahaya, Anda dapat membuat ruang terasa nyaman untuk beraktifitas. Cahaya juga dapat membuat ruang jadi kalem sehingga cocok untuk relaksasi. Sebaliknya, pengaturan yang buruk akan membuat ruangan menjadi tidak nyaman untuk kedua kegiatan itu.

Secara umum, ada tiga tipe pencahayaan, yakni general lighting, task lighting, dan accent lighting.

GENERAL LIGHTING
merupakan penerangan utama pada ruangan Tipe ini ditandai dengan penempatan lampu pada beberapa titik yang difungsikan untuk menerangi ruangan secara merata. Misalnya dengan menempatkan sebuah lampu berwatt besar pada bagian tengah plafon atau menempatkan beberapa sumber cahaya yang dinyalakan bersamaan.Untuk mewujudkannya, Anda cukup menempatkan sebuah lampu pada area tengah plafon rumah. Cara lain adalah dengan menempatkan beberapa lampu. Misalnya dengan menempatkan beberapa downlight dan spotlight pada plafon.

TASK LIGHTING
Sesuai namanya, tipe pencahayaan ini berfungsi umtuk memberi penerangan pada obyek yang spesifik. Misalnya, pada area meja dapur, area membaca, atau area menyetrika dan melipat pakaian. Tidak seperti general lighting, task lighting menyorotkan cahaya ke area tertentu. Di dapur, jenis pencahayaan ini biasa dipasang di bawah lemari dapur. Fungsinya untuk menerangi meja dapur dan membantu proses pengolahan makanan. Pada ruang baca, task lighting dipakai untuk menerangi area baca.

Task lighting juga dipakai untuk menerangi karya seni lukisan di dinding atau patung di rak pajangan. Sebagai penerangan yang menyorotkan cahaya pada area terbatas, task lighting dapat diujudkan melalui penggunaan spotlight, standing lamp atau desk lamp.

ACCENT LIGHTING
merupakan tipe pencahayaan yang membangkitkan suasana dramatis. Fungsinya untuk menciptakan mood pada ruangan. Tipe pencahayaan ini dapat diperoleh dengan menempatkan lampu dinding, lampu track, atau rumah-rumah lampu yang memiliki bentuk dan arah sorot beraneka.

Untuk menciptakan mood, accent lighting digunakan menerangi lukisan atau karya seni. Tipe pencahayaan ini juga diperoleh dengan menempatkan lampu pada lantai atau bagian bawah dinding. Agar tampilan cahaya yang keluar lebih fleksibel, dimmer ditambahkan untuk mengatur tingkat terang cahaya lampu
-ARCHITECTARIA ON BLOGGER-
Selengkapnya...

22.31

Instalasi antara plafond dan slab

Diposting oleh Bennedictus anto kurniawan S.Ds |

sebuah public space memang kelihatan bagus apabila memiliki plafond yg tinggi tapi kita tidak boleh lupa kalau diatas plafond ada instalasi2 penting pendukung operasional tempat tersebut, misalnya
:-.ducting ac,exhaust dan fresh air
-.jalur jalur pipa plumbing
-.cable tray (alat khusus utk kabel)
Antara plafond dan slab (bagian bawah dari beton pembentuk lantai/ubin pada lantai diatasnya) harus diberi jarak yang sudah diperhitungkan dengan besaran dimensi2 instalasi tersebut

Susunan yang baik untuk instalasi tersebut adalah :
-.cable tray terletak paling atas karena bila cable tray ada di bawah maka akan berisiko terkena tetesan air apabila ada kebocoran pada pipa air atau juga karena tetesan ducting ac apabila terjadi kondensasi.
-.Ducting terletak di bawah kable tray karena instalasi ducting tidak memiliki elevasi, ducting hanya bisa di offset atau dibelokan. Sesuai dengan titik grill ac atau exhaust danfresh air.
-.plumbing terletak pada bagian paling bawah karena pipa harus memiliki elevasi atau kemiringan sehingga air dapat mengalir ke arah pembuangan yg akan dialirkan ke city drain.instalasi plumbing biasanya terdiri dari pipa air panas,bersih,kotor dan juga dingin(optional).


Selengkapnya...

01.01

Empirisme

Diposting oleh Bennedictus anto kurniawan S.Ds |

Empirisme adalah suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan dan mengecilkan peranan akal. Istilah empirisme di ambil dari bahasa Yunani empeiria yang berarti coba-coba atau pengalaman. Sebagai suatu doktrin empirisme adalah lawan dari rasionalisme. Empirisme berpendapat bahwa pengetahuan tentang kebenaran yang sempurna tidak diperoleh melalui akal, melainkan di peroleh atau bersumber dari panca indera manusia, yaitu mata, lidah, telinga, kulit dan hidung. Dengan kata lain, kebenaran adalah sesuatu yang sesuai dengan pengalaman manusia.
Ajaran-ajaran pokok empirisme yaitu:
1. Pandangan bahwa semua ide atau gagasan merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami.
2. Pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan, dan bukan akal atau rasio.
3. Semua yang kita ketahui pada akhirnya bergantung pada data inderawi.
4. Semua pengetahuan turun secara langsung, atau di simpulkan secara tidak langsung dari data inderawi (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika).
5. Akal budi sendiri tidak dapat memberikan kita pengetahuan tentang realitas tanpa acuan pada pengalaman inderawi dan penggunaan panca indera kita. Akal budi mendapat tugas untuk mengolah bahan bahan yang di peroleh dari pengalaman.
6. Empirisme sebagai filsafat pengalaman, mengakui bahwa pengalaman sebagai satu-satunya sumber pengetahuan.
Tokoh-Tokoh Empirisme
Aliran empirisme dibangun oleh Francis Bacon (1210-1292) dan Thomas Hobes (1588-1679), namun mengalami sistematisasi pada dua tokoh berikutnya, John Locke dan David Hume.


a. John Locke (1632-1704)
Ia lahir tahun 1632 di Bristol Inggris dan wafat tahun 1704 di Oates Inggris. Ia juga ahli politik, ilmu alam, dan kedokteran. Pemikiran John termuat dalam tiga buku pentingnya yaitu essay concerning human understanding, terbit tahun 1600; letters on tolerantion terbit tahun 1689-1692; dan two treatises on government, terbit tahun 1690. Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap aliran rasionalisme. Bila rasionalisme mengatakan bahwa kebenaran adalah rasio, maka menurut empiris, dasarnya ialah pengalaman manusia yang diperoleh melalui panca indera. Dengan ungkapan singkat Locke :
Segala sesuatu berasal dari pengalaman inderawi, bukan budi (otak). Otak tak lebih dari sehelai kertas yang masih putih, baru melalui pengalamanlah kertas itu terisi.
Dengan demikian dia menyamakan pengalaman batiniah (yang bersumber dari akal budi) dengan pengalaman lahiriah (yang bersumber dari empiri).
b. David Hume (1711-1776).
David Hume lahir di Edinburg Scotland tahun 1711 dan wafat tahun 1776 di kota yang sama. Hume seorang nyang menguasai hukum, sastra dan juga filsafat. Karya tepentingnya ialah an encuiry concercing humen understanding, terbit tahun 1748 dan an encuiry into the principles of moral yang terbit tahun 1751.
Pemikiran empirisnya terakumulasi dalam ungkapannya yang singkat yaitu I never catch my self at any time with out a perception (saya selalu memiliki persepsi pada setiap pengalaman saya). Dari ungkapan ini Hume menyampaikan bahwa seluruh pemikiran dan pengalaman tersusun dari rangkaian-rangkaian kesan (impression). Pemikiran ini lebih maju selangkah dalam merumuskan bagaimana sesuatu pengetahuan terangkai dari pengalaman, yaitu melalui suatu institusi dalam diri manusia (impression, atau kesan yang disistematiskan ) dan kemudian menjadi pengetahuan. Di samping itu pemikiran Hume ini merupakan usaha analisias agar empirisme dapat di rasionalkan teutama dalam pemunculan ilmu pengetahuan yang di dasarkan pada pengamatan “(observasi ) dan uji coba (eksperimentasi), kemudian menimbulkan kesan-kesan, kemudian pengertian-pengertian dan akhirnya pengetahuan, rangkaian pemikiran tersebut dapat di gambarkan sebagai berikut:
Beberapa Jenis Empirisme
1. Empirio-kritisisme
Disebut juga Machisme. ebuah aliran filsafat yang bersifat subyaktif-idealistik. Aliran ini didirikan oleh Avenarius dan Mach. Inti aliran ini adalah ingin “membersihkan” pengertian pengalaman dari konsep substansi, keniscayaan, kausalitas, dan sebagainya, sebagai pengertian apriori. Sebagai gantinya aliran ini mengajukan konsep dunia sebagai kumpulan jumlah elemen-elemen netral atau sensasi-sensasi (pencerapan-pencerapan). Aliran ini dapat dikatakan sebagai kebangkitan kembali ide Barkeley dan Hume tatapi secara sembunyi-sembunyi, karena dituntut oleh tuntunan sifat netral filsafat. Aliran ini juga anti metafisik.
2. Empirisme Logis
Analisis logis Modern dapat diterapkan pada pemecahan-pemecahan problem filosofis dan ilmiah. Empirisme Logis berpegang pada pandangan-pandangan berikut :
a. Ada batas-batas bagi Empirisme. Prinsip system logika formal dan prinsip kesimpulan induktif tidak dapat dibuktikan dengan mengacu pada pengalaman.
b. Semua proposisi yang benar dapat dijabarkan (direduksikan) pada proposisi-proposisi mengenai data inderawi yang kurang lebih merupakan data indera yang ada seketika
c. Pertanyaan-pertanyaan mengenai hakikat kenyataan yang terdalam pada dasarnya tidak mengandung makna.
3. Empiris Radikal
Suatu aliran yang berpendirian bahwa semua pengetahuan dapat dilacak sampai pada pengalaman inderawi. Apa yang tidak dapat dilacak secara demikian itu, dianggap bukan pengetahuan. Soal kemungkinan melawan kepastian atau masalah kekeliruan melawan kebenaran telah menimbulkan banyak pertentangan dalam filsafat. Ada pihak yang belum dapat menerima pernyataan bahwa penyelidikan empiris hanya dapa memberikan kepada kita suatu pengetahuan yang belum pasti (Probable). Mereka mengatakan bahwa pernyataan- pernyataan empiris, dapat diterima sebagai pasti jika tidak ada kemungkinan untuk mengujinya lebih lanjut dan dengan begitu tak ada dasar untukkeraguan. Dalam situasi semacam iti, kita tidak hanya berkata: Aku merasa yakin (I feel certain), tetapi aku yakin. Kelompok falibisme akan menjawab bahwa: tak ada pernyataan empiris yang pasti karena terdapat sejumlah tak terbatas data inderawi untuk setiap benda, dan bukti-bukti tidak dapat ditimba sampai habis sama sekali.


Selengkapnya...

23.46

Material Furniture Ramah Lingkungan

Diposting oleh Bennedictus anto kurniawan S.Ds |

Masalah global warming bukan sesuatu yang asing. Hal ini telah menjadi perhatian dalam skala internasional. Global warming menyangkut berbagai macam aspek yang bersangkutan dengan lingkungan hidup yang sangat berkaitan erat dengan kelangsungan mahkluk hidup di dunia. Green desain dianggap salah satu jalan keluar dari krisis global warming. Sebagai seorang desainer kita berperan penuh dan juga ikut bertanggung jawab untuk membuat dunia menjadi lebih baik dan terhindar dari krisis global warming. Sebagai seorang desainer tentunya dalam setiap proyek yang kita kerjakan kita menggunakan material kayu. Kayu yang berasal dari pepohonan akan ditebang demi memenuhi kebutuhan material pembuatan furniture.
Sistem tebang pilih dikatakan sebagai jalan keluar penebangan hutan secara berlebihan namun akan menjadi lebih baik bilamana kita bisa menggunakan material yang berasal dari kayu yang didaur ulang karena dengan material tersebut kita berperan serta dalam pelestarian hutan dan juga mengurangi penebangan hutan secara simultan.

Kardus atau Corrugated Paper sebagai sebuah bahan dasar kemasan memiliki daur hidup yang sangat singkat, dihargai hanya selama proses distribusi produk dari produsen ke konsumen berlangsung. Material kardus untuk saat ini dipandang sebagai kebutuhan sekunder dalam suatu proses produksi industri. Kenyataannya kardus sangat rasionil dan potensial dalam satu rekayasa desain, ia memenuhi kriteria untuk digunakan sebagai bahan baku utama.

Bahan dasar utama kertas kardus berasal dari limbah industri pemotongan kayu (sisa potongan, serutan, clan serbuk gergaji). Karena sifatnya merupakan bahan-bahan an-organik membuat kardus mudah untuk diolah kembali atau di daur ulang beberapa kali, baik untuk bahan pembuatan kardus baru atau papan daur ulang (MDF/Multi-Density Fibre Board). Bahan bakunya sangat berlimpah didukung dengan sifatnya yang ramah lingkungan, serta memiliki siklus perputaran (closing loop) tersendiri yang membuatnya menjadi bahan yang akrab lingkungan (bio-degradable) sehingga kardus menjadi satu material yang sangat ekonomis.
Dibawah ini dijabarkan beberapa kelebihan dan kekurangan kardus untuk di pahami sebagai ‘design constraints’ yang justeru menjadi tipikal unik desainnya.
a.struktur kardus olahan atau hasil recycle tidak jauh berbeda dengan kardus baru, perbedaan utamanya adalah ketebalan yang terjadi karena penambahan lapisan gelombang.
b.Proses cetak dilakukan dengan sistem cetak sablon (silk-screen printing), masking, atau hand-painting. Teknik pencetakan sablon cukup sulit untuk diterapkan karena permukaan material ini tidak begitu rata, disebabkan alur gelombang atau flute; sehingga bagian yang cekung tidak dapat tercapai oleh screen sablon dan tinta tidak dapat tercetak dengan merata.
c.Kertas sebagai bahan dasar tidak tahan terhadap air, dan kelembaban; baik yang disebabkan oleh zat cair, atau kelembaban udara. Sehingga harus dilakukan penjemuran, atau pemanasan dengan plat lain (misalnya lampu sorot, oven dll) untuk mengembalikan kekuatan struktur material. dalam keadaan kadar air tinggi, sangat mudah terjadi perubahan permukaan, atau kekuatan struktur golombang, dan yang paling parah, terbukanya rekatan antar lapisan.
d.Ketebalan material yang tersusun dari lapisan-lapisan kardus berdampak langsung terhadap kekuatan struktur material. semakin banyak lapisan; atau semakin tebal material, maka semakin kuat pula struktur material tersebut. ketebalan material dapat disesuaikan dengan kebutuhan kekuatan struktur untuk aplikasi pembuatan produk.
e.Penyusunan lapisan dengan menggunakan sistem modul pada saat perekatan, mempermudah proses pembuatan material untuk menyesuaikan ukuran material yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk. Hal ini dapat menekan banyaknya material yang terbuang.
f.Sisi potongan terbuka tidak efektif untuk aplikasi yang berhubungan langsung dengan pengguna/benda lain secara berulang-ulang. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan lapisan yang menutup sisi potongan tersebut.
g.Berasal dari bahan baku yang dapat didaur ulang, dan karena penambahan unsur lain (perekat) berbasis air; maka material ini layak untuk diproses daur ulang, dan bersifat bio-degradable (dapat diurai oleh tanah).
h.Proses produksi tidak membutuhkan peralatan khusus yang mahal, dan tidak membutuhkan keahlian khusus, maka kardus olahan dapat dibuat/diproduksi dalam skala pribadi, rumah tangga, industri kecil, hingga industri besar, untuk menanggulangi kardus bekas menjadi limbah.
i.Pengolahan dapat dilakukan dengan mudah untuk menghasilkan produk dengan sistem bongkar-pasang.
Berdasarkan sifat dan karakteristik yang ditawarkan kardus seperti diuraikan diatas maka kita dapat mengembangkan klasifikasi alternatif produk selain kemasan. Seperti Mainan, Sarana peraga toko, Kontainer, Furnitur dan Meubelair.
Dikutip dan diringkas dari tulisan :
Deny Willy, SSn
Lab. Perancangan Interior & Furnitur
Departemen Desain ITB

Selengkapnya...

12.13

Pengertian dan Asal Ilmu Estetika

Diposting oleh Bennedictus anto kurniawan S.Ds |

Estetika adalah disiplin yang baru di Indonesia. Hingga kini masih sedikit tulisan-tulisan yang berkaitan dengan bidang ini. Beberapa buku tentang Estetika yang bersifat pengantar memang bermunculan pada tahun-tahun belakangan ini, tapi isinya terlalu umum bagi mereka yang memiliki minat kuat menerapkan estetika dalam penelitian seni. Istilah estetika itu kita adaptasi dari kata `aesthetics’ bahasa Inggris. Kata ‘aesthetic’, asalnya dari bahasa Yunani, ‘aesthetikos’ berarti `sesuatu yang dapat diserap ‘indera’, atau berkaitan dengan persepsi penginderaan, pemahaman, dan perasaan, lawan katanya yang lebih populer dalam penggunaan di dunia kedokteran adalah ‘anaesthetic’ , anestetik atau patirasa. Jadi, estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya


Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.
Aristoteles lahir tahun 384 S.M. di Stagyra di daerah Thrakia, Yunani Utara. Delapan belas tahun kemudian ia masuk Akademia di Athena dan sampai 347 S.M. menjadi murid Plato. Pada 342 S.M. ia diangkat menjadi pendidik Iskandar Agung muda di kerajaan Raja Philippus dari Makedonia. Tahun 335 ia kembali ke Athena dan mendirikan sekolah yang namanya Lykaion, nama salah satu gelar dewa Apolo. Karena caranya mengajar dan caranya bertukar pikiran dengan kelompok-kelompok kecil, berlangsung sambil berjalan-jalan, maka sekolahnya dijuluki juga peripatetik, yang sebenarnya adalah pusat penelitian ilmiah. Tahun 332, setelah kematian Iskandar Agung, ia harus melarikan diri dari Athena karena ia, seperti Sokrates 80 tahun sebelumnya, dituduh menyebarkan ateisme. Ia meninggal tahun 322 S.M.
Meskipun 20 tahun menjadi murid Plato, Aristoteles menolak ajaran Plato tentang idea. Menurutnya, tidak ada idea-idea abadi. Apa yang dipahami Plato sebagai idea sesungguhnya adalah bentuk abstrak yang tertanam dalam realitas inderawi sendiri. Dari realitas inderawi konkret, akal budi manusia mengabstraksikan paham-paham abstrak yang bersifat umum. Begitu, misalnya, akal budi mengabstraksikan paham “orang” atau “manusia” dari orang-orang konkret-nyata yang kita lihat, yang masing-masing berbeda satu sama lain. Akal budi mampu untuk melihat bahwa si Azis, si Tuti, Profesor Aleksander, dan Ibu Meli sama-sama manusia, manusia dalam arti yang sepenuhnya, sepenuhnya manusia. Menurut Aristoteles, ajaran Plato tentang idea-idea merupakan interpretasi salah terhadap kenyataan bahwa manusia dapat membentuk konsep-konsep universal tentang hal-hal yang empiris. Untuk menjelaskan kemampuan itu tidak perlu menerima alam idea-idea abadi. Aristtoteles menjelaskannya dengan kemampuan akal budi manusia untuk membuat abstraksi, untuk mengangkat bentuk-bentuk universal dari realitas empiris individual. Pendekatan Aristoteles adalah empiris. Ia bertolak dari realitas nyata inderawi. Itulah sebabnya ia begitu mementingkan penelitian di alam dan mendukung pengembangan ilmu-ilmu spesial. Begitu pula, Aristoteles menolak paham Plato tentang idea Yang Ilahi, dan bahwa hidup yang baik tercapai dengan kontemplasi atau penyatuan dengan idea yang ilahi itu. Menurut Aristoteles, paham Yang Ilahi itu sedikitpun tidak membantu seorang tukang untuk mengetahui bagaimana ia harus bekerja dengan baik, atau seorang negarawan untuk mengetahui bagaimana ia harus memimpin negaranya. Jadi, tidak ada gunanya. Apa yang membuat kehidupan menusia menjadi bermutu harus dicari dengan bertolak dari realitas manusia sendiri, harus mulai dengan suatu pengamatan.

Pengaruh Filsafat keindahan dan Estetika Aristoteles
Seni menurut Aristoteles merupakan kegiatan meniru atau tiruan dari dunia, alam, benda dan manusia (konsep Mimesis dan Imitasi). Bagi Aristoteles Mimesis bersifat positif, karena dalam mimesis terdapat ide (from). Mimesis berarti representasi (representing). Selain itu juga Mimesis mimesis berarti membuat kemiripan (likeness, semblance). Mimesis merupakan penciptaan hal baru, bukan meniru yang sudah ada. hanya karya seni yang bersifat mimesis.
Kegiatan menyangkut seni pada poiesis (making), membuat yang indah = poetike techne. Aristoteles mengatakan bahwa ada dua bentuk seni, yaitu:
1. Seni Visual yaitu meniru benda nyata melalui warna dan bentuk
2. seni Drama TRAGEDI yaitu meniru kehidupan, perbuatan dan perilaku manusia
Dalam melakukan imitasi biasanya akan melibatkan Media (bisa berupa irama, bahasa/ percakapan, dan musik), lalu juga obyek (setiap karya selalu melbatkan obyek yang bisa berupa karakter/ peran, sifat dan sebagainya). Unsur lainnya adalah mode.
Karya seni menurut Aristoteles dapat dalam bentuk Tragedi, Komedi dan juga Epic (Syair tentang Kepahlawanan).
Aristoteles berpendapat bahwa manusia mempunyai “daya abstraksi” yang mampu mengabstraksi benda-benda fisik maupun mengabstraksi dirinya sendiri. Oleh dari pendapatnya itu maka ia setuju dengan pendapat Plato yang mengatakan bahwa karya seni merupakan tiruan dari benda maupun peristiwa yang terjadi di dunia nyata. Namun ia menoplak pendapat plato mengenai karya seni sebagai tiruan kedua, karena ia menolak “dunia ide” hasil pemikiran Plato. Baginya, dunia ini hanya satu yaitu dunia nyata ini (realisme).
Selengkapnya...

21.15

Aplikasi Panel Akustik Pada Sebuah Ruang

Diposting oleh Bennedictus anto kurniawan S.Ds |

Menciptakan panel akustik untuk ruang dengar anda dapat dilakukan dengan
sederhana seperti menggantung permadani di dinding sampai pada
panel-panel akustik yang canggih dengan perhitungan dan material khusus.
Anda dapat merasakan perubahan kualitas suara hanya dengan menambahan
atau memindahkan bahan-bahan yang umum seperti karpet, permadani, dan
korden. Panel akustik ini tergolong murah dan sederhana, terkadang
memiliki estetika yang lebih baik dan menyenangkan. Pada tulisan ini
saya mengajak anda untuk memahami teori panel akustik dan teknik
perancangan panel akustik yang sederhana.
beberapa reaksi permukaan terhadap gelombang
suara.

1. Reaksi serap

Reaksi serap terjadi akibat turut bergetarnya material terhadap
gelombang suara yang sampai pada permukaan material tersebut. Getaran
suara yang sampai dipermukaan turut menggetarkan partikel dan pori –
pori udara pada material tersebut. Sebagian dari getaran tersebut
terpantul kembali ke ruangan, sebagian berubah menjadi panas dan
sebagian lagi di teruskan ke bidang lain dari material tersebut.
Contohnya kita dapat mendengarkan suara musik yang diputar dari ruang
sebelah kita jika dinding ruang tersebut tidak dipasangkan peredam suara.
Umumnya bahan kain, kapas, karpet dan sejenisnya memililki reaksi serap
yang lebih tinggi terhadap gelombang suara dengan frekuensi tinggi
dibandingkan dengan frekuensi rendah.

Sedangkan bahan tembok, kaca, besi, kayu umumnya meneruskan sebagian

energi gelombang nada rendah ke sisi lain dari material tersebut, dan

sebagian gelombang suara bergetarnya menjadi panas dan sebagian lagi

dipantulkan kembali ke ruang dengar.

2. Reaksi pantulan

Hampir semua permasalahan ruang dengar adalah minimnya panel akustik

pada permukaan dinding, lantai, plafon ruang tersebut. Jika permukaan

dinding, lantai dan plafon memantulkan kembali sebagian dari energi

suara maka kita akan mendengar suara pantulan. Suara pantulan ini bagai

bola ping pong yang mana pantulan suara terdengar walau suara asli telah

mati. Dalam ruang kosong anda dapat menepuk tangan anda dan mendengar

suara pantulan setelah anda menepuk tangan anda. Suara pantulan terjadi

berkali-kali dengan waktu dan bunyi yang tak teratur. Efek ini seperti

anda masuk ke rumah cermin dimana anda dapat melihat bayangan anda

berpuluh – puluh jumlahnya. Suara pantulan ini mengaburkan suara

hentakan alat musik dan memberi bunyi tambahan setelah hentakan alat musik

Lakukan eksperimen dengan menepukan tangan anda di beberapa ruang

dirumah seperti kamar mandi, ruang makan, kamar tidur dsb. Jika ruang

dengar anda memiliki suara pantulan sama dengan apa yang anda dengar

didalam kamar mandi maka anda perlu panel akustik untuk magatasi masalah

ini.

Mengatasi suara pantulan sangatlah mudah, dengan solusi sederhana yaitu

dengan meletakkan panel akustik yang berfungsi sebagai penyerap suara

yang tak diinginkan atau diffuser yang menyebarkan energi pantulan ke

berbagai arah, akan meniadakan pengulangan pantulan suara. Materialnya

bisa berupa permadani yang digantung di dinding, karpet diatas lantai,

korden pada dinding/jendela, atau material penyerap suara di dinding.

Material yang efektif untuk pengendalian suara pantulan tanpa membuat

ruang terlihat buruk adalah menggunakan bahan korden yang tipis seperti

penggunaan di airport atau ruang konferensi. Selain itu ada pula solusi

yang mahal yaitu produk khusus untuk panel akustik. Kelebihannya adalah

karakteristik penyerapannya yang sangat baik untuk mencegahan suara

pantulan tanpa menyerap banyak energi sehingga membuat ruangan “mati”.

Tiga hal yang mengurangi kualitas suara karena pantulan dinding adalah:

Pertama, Suara off-axis dari speaker tidak seakurat (ada kolorasi) suara

on-axis. Sehingga suara yang menyembur ke dinding memiliki rentang

frekuensi yang tidak rata. Jadi saat suara pantulan dari suara off axis

speaker sampai ke telinga kita maka kita akan mendengar kolorasi suara

Kedua, permukaan dinding memberikan kolorasi terhadap suara yang

dipantulkan. Misalnya jika material dinding memiliki karaker serap pada

nada tinggi tetapi tidak pada nada mid, maka suara yang terpantul hanya

pada nada mid dan kurang pada nada tinggi

Ketiga, suara langsung dan suara pantulan sampai ketelinga pendengar

dalam fase dan tempo yang berbeda.

Perbedaan waktu akibatkan jelajah suara langsung dan pantulan dapat

dihitung. Seperti kita ketahui bahwa kecepatan rambatan suara di udara

pada kecepatan 300 meter per detik, maka kita dapat menghitung selisih

waktu. Jika perbedaan jarak antara suara langsung dan suara pantulan

adalah 1,5 meter maka suara pantulan yang kita dengar memiliki

perlambatan sebesar 5 mili detik.

Fenomena ini dinamakan “comb filtering”, dimana dua buah gelombang suara

dengan selisih fase pada puncak dan lembah gelombang yang saling

meniadakan atau saling memperkuat frekuensi tertentu. Hal ini

menyebabkan kolorasi suara yang kita dengar.

Suara pantulan dinding tidak hanya mengganggu keseimbangan warna suara,

mereka juga menghancurkan image musik dan soundstage.

Pantulan suara dari lantai dan plafon turut memberi gangguan, misalnya

melemahnya suara pada nada mid, membuat suara menjadi tipis. Pantulan

suara plafon memberi pengaruh yang lebih sedikit karena jarak yang cukup

jauh dan pancaran suara yang relative lebih lemah ke arah plafon.

3. Reaksi sebar

Salah satu solusi akustik yang terbaik adalah meletakan panel serap dan

sebar (difusi) pada bidang pantul pararel. Pantulan suara dari lantai

mudah untuk diatasi dengan meletakan karpet atau permadani. Frekuensi

rendah, biasanya, tidak terserap oleh karpet atau rug, menghasilkan fase

negative pada frekuensi midbass yang saling meniadakan, akibat

interfensi suara langsung dan suara pantulan, sering disebut dengan

“Allison Affect”, diambil dari nama designer loudspeaker Roy Allison,

yaitu orang pertama mempublikasikan fenomena ini.

Perlu di ingat, jenis karpet berhubungan pula dengan kualitas suara.

Sebagai contoh karpet wool memilki suara yang lebih alami dibandingkan

dengan karpet sintetik. Karena serabut padan karpet wool memiliki

panjang dan ketebalan yang tidak sama, sehingga masing – masing serabut

menyerap frekuensi yang berbeda. Karpet sintetik, sebaliknya, terbuat

dari serabut dengan panjang dan ketebalan yang persis sama sehingga

masing – masing serabut menyerap frekuensi yang sama.

4. Beberapa teori panel akustik

Pantulan dinding seharusnya disebar (difuse) dan diserap. Panel Sebar

mengubah energi suara dari satu arah dan satu besaran menjadi ke

beberapa arah dengan beberapa besaran.

Panel sebar dapat dibuat sendiri atau dengan membeli panel sebar yang

sudah jadi. Rak buku terbuka yang penuh dengan beragam buku dengan besar

dan tebal yang berbeda adalah panel sebar yang ampuh.

Panel serap pada dinding dengan materi serap akustik. Sampai sekarang

dunia High End masih memperdebatkan solusi yang lebih baik antara

memakai panel serap atau panel sebar. Yang beranggapan panel sebar lebih

baik menggaris bawahi keuntungan penyebaran suara ke beberapa arah

dengan beberapa besaran memberikan kesan suara berada di sebuah “ruang”

dan “hawa” musik lebih mengalir. Sedang yang beranggapan panel serap

lebih baik berpendapat dengan pantulan suara melebih 20mili detik dari

suara langsung menurunkan kualitas suara yang kita dengar. Kebanyakan

pada studio rekaman ruang kontrol di rancang untuk menghasilkan sebuah

ruang “reflection free zone” (RFZ) dimana sound engineer duduk, dia

hanya mendengar suara langsung dari speaker monitor. Berdasarkan

pengalaman panel serap pada dinding kiri kanan lebih baik disbanding

dengan panel sebar, tetapi panel sebar dibelakang tempat duduk pendengar

akan lebih baik dibanding dengan panel serap. Hal ini tidak ada perdebatan.

Salah satu produk yang tepat untuk pengontrolan refleksi sisi dinding

adalah “Reflection Control Panel”yang dikembangkan oleh Acoustic

Revolutionary Technology. Sebuah panel dengan tingkat serapan yang baik.

Panel ini dapat di set secara sederhana, pada titik pantul di dinding,

panel ini mencegah pantulan suara pertama.

Cara menentukan titik pantul sangatlah mudah, dengan bantuan seorang

kawan dan sepotong cermin anda dapat menentukan titik pantulan dengan

mudah. Minta teman anda untuk memegang cermin dan anda duduk di posisi

dengar. Minta teman anda untuk meletakkan cermin pada dinding sampai

anda dapat melihat posisi driver speaker anda. Berikan tanda pada titik

tersebut dan ulangi prosedur ini berualang kali sampai anda mendapatkan

semua titik pantul.

Panel akustik yang diletakan pada titik pantul dapat memperbaiki tata

panggung musik. Dinding akan memantulkan suara dari sisi kanan dan sisi

kiri speaker. Suara pantulan speaker kiri dari dinding sebelah kanan

mengaburkan tata panggung musik dan kelebaran panggung musik. Suara

pantulan seperti ini kerap disebut “Acoustic crosstalk”; kita tidak mau

telinga kiri kita mendengar pantulan suara speaker kanan.

Catatan tambahan panel akustik yang di letakan dengan sedikit jarak dari

dinding menciptakan bidang yang lebih luas disbanding panel akustik yang

di tempel ke dinding. Jarak antara panel akustik dan dinding menyebabkan

bidang tambahan akustik, membuat kerja panel serap menjadi lebih baik.

Teknik ini dapat diterapkan ke semua bidang pantul di ruang dengar.

5. Membuat panel serap nada rendah

Bass berdengung dan tebal sangat sering di temukan dan sangat sukar di

atasi. Hal ini terjadi akibat pertama adalah dari resonansi ruang (baca

artikel akustik kami yang pertama), kedua adalah penempatan speaker yang

tidak benar (baca artikel akustik kami yang ketiga), ketiga adalah

minimnya panel serap frekuensi rendah di ruang dengar.

Jika masalah bass tetap terjadi walau telah dilakukan perletakan speaker

secara benar atau anda telah mengubah dimensi ruang dengar anda sehingga

tidak ada penggemukan bass akibat resonansi ruang, maka solusinya adalah

dengan menambahkan panel serap frekuensi rendah. Panel serap ini

mencegah pantulan nada rendah kembali ke ruangan yang menyebabkan suara

bass langsung bercampur dengan suara bass pantulan.

Teori dasar penyerapan frekuensi rendah adalah mengubah energy nada

rendah menjadi bentuk energi lain yaitu energi panas. Panel serap nada

rendah dapat di beli yang sudah jadi seperti Acourete – Corner

Correction, yang dibuat dengan material dan design khusus yang dapat

cocok di letakan di ruang dengar.

Atau anda dapat membuat sendiri panel ini dengan biaya yang relatif

murah. Panel ini, disebut panel Air Suspension, memiliki daya serap yang

tinggi pada frekuensi rendah. Panel serap dapat dibuat tersendiri atau

menempel ke dinding. Pertama – tama buat bingkai kayu dengan ukuran 1200

mm x 2400 mm di pantek ke dinding. Setelah itu bubuhkan silicon siler

pada siku – siku antara kayu dan dinding sampai kedap udara, setelah itu

isi rongga tersebut dengan material penyerap suara seperti Acourete

Fiber. Lalu, tutup rangka kayu tersebut dengan selembar plywood atau

Acourete Board. Buatlah lubang – lubang keci pada lembaran panel. Kini

anda telah memiliki panel serap nada rendah.

Ada beberapa panel serap yang tidak dilubangi, hanya menggunakan

lembaran tipis yang bergetar jika menerima gelombang suara. Frekuensi

serap dapat di sesuaikan dengan mengatur volume rongga udara di dalam

panel, rongga berukuran 60cmx120cm, 60cmx240cm, 60cmx300cm, atau

60cmx360cm dengan ketebalan panel. Bahan serap high density di rongga

panel berfungsi memperluas kemampuan redam pada frekuensi yang lebih

lebar. Kita dapat mengatur rentang frekuensi serap dari nada paling

rendah ke nada mid dengan mengatur besaran ketebalan x luas panel rongga

panel dan jumlah dan ukuran lubang. Kebanyakan ruang dengar memerlukan

penyerapan bass, tetapi panel serap dapat pula diatur untuk menyerap

frekuensi tertentu saja untuk meminimalkan masalah resonansi ruang.

Panel serap yang independent dapat dibangun dengan cara yang sama,

dengan landasan material yang kokoh, misalnya 20mm triplek. Untuk

perhitungan detail panel serap dapat ditemukan di buku yang di karang

oleh F.Alton Everest’s The Master Handbook of Acoustics.

Cara lain untuk membuat panel serap frekuensi rendah adalah dengan

membuat rongga pada dinding, lalu ditutup dengan material serap.

Struktur ini kerap disebut “quarter wavelength trap”. Panel serap ini

memiliki frekuensi serap pada ¼ frekuensi gelombang suara.

Rumus perhitungan frekuensi serap adalah:

F = 300/4D

F= adalah nada yang di serap (dalam Hz)

300 (meter/detik) adalah kecepatan suara (berbeda-beda tergantung suhu

udara)

D = ketebalan rongga (dalam meter)

Jika membuat rongga dengan ketebalan 0.6 meter maka frekuensi serapnya

adalah:

F = 300/ 4 x 0.6 = 125 Hz

Selain itu frekuensi serap terjadi pada harmoni pertama, kedua, ketiga dst:

harmoni ke dua 250 Hz, harmoni ke tiga kedua: 375 HZ, harmoni ke tiga:

500Hz dan seterusnya.





Selengkapnya...

19.57

Sekilas Mengenai Fungsi dan Aplikasi Plafond

Diposting oleh Bennedictus anto kurniawan S.Ds |

Plafond atau langit-langit adalah bagian dari bangunan yang merupakan pelengkap dari konstruksi atap (pembatas dari bangunan dengan konstruksi atap). Fungsi utama dari plafond adalah sebagai penahan perambatan panas dari atap. 
Pada bangunan dengan penutup atap genteng, masih terdapat banyak celah yang dapat mengurangi panas. Pada penutup atap asbes, rongga atap akan menyerap panas. Fungsi Plafond 1. Sebagai Peredam Panas Penggunaan plafond untuk mengurangi panas pada bangunan dapat dilakukan dengan cara: • Menggunakan ventilasi (bukaan) pada atap diatas langit-langit dengan menggunakan atap bertingkat, lubang dan atau jendela pada sofi-sofi atau bagian atap lainnya. • Dengan melapisi bagian bawah penutup atap dengan bahan isolasi panas (misalnya: alumunium voil).    2. Sebagai Akustik (Penahan Suara) Fungsi langit-langit/plafond sebagai akustik atau penahan suara yang dimaksudkan adalah sebagai pengatur kondisi suara, penyerapan dan pemantulannya.

• Penahan suara pada bangunan bertingkat • Sebagai akustik pada bangunan gedung pertunjukan (teater, bioskop, dll).    3. Sebagai Finishing (Elemen Keindahan) Plafond sebagai elemen keindahan dan finishing antara lain: • Elemen dekorasi dan pembentuk ruang • Untuk penempatan titik lampu • Penutup Instalasi listrik, AC dan utilitas lainnya.

Selengkapnya...